PETUALANGAN 76 JAM DI JAKARTA
- Humairoh Ayu
- Apr 12, 2021
- 2 min read
Updated: Apr 13, 2021

Masih ingat sama Budiman gak di Film Petualangan 100 Jam?
Film yang tayang tahun 2004.
Nah kurang lebih karena termotivasi oleh Budiman, judul tulisanku kali ini tertulis demikian. Jika ditanya mengapa 76 jam, itu hanya sebuah angka yang menunjukkan total waktu yang aku habiskan sejak keretaku berangkat dari Jogja hingga kembali ke Jogja, lagi.
Tanggal 10 Oktober 2019, aku memutuskan pergi dari Jogja karena kepenatanku menjadi mahasiswa akhir. Skripsi yang tak kunjung usai membuatku memaksa diri untuk mewujudkan salah satu wishlist ku yaitu jadi Solo-Traveller. Awalnya sekedar iseng nyari-nyari tiket di Traveloka, eh ternyata dengan "74.000", aku dah bisa sampai Jakarta. Keisenganku malam-malam gak berhenti sampai situ ternyata, aku berani memesan 2 tiket Pulang-Pergi Jogja-Jakarta kereta BENGAWAN tanpa pikir panjang. Banyak diantara temanku bahkan bilang "liburan kok ke Jakarta tho ya? Apa yang mau dicari? Macet? Polusi?". Tapi aku tetep tancap gas aja tanpa peduli mereka bilang apa. Penting aku bisa keluar dari Jogja untuk sementara.
Kereta ku sampai pada pukul 01.30 dini hari. Keseruan pertama adalah aku gak tau tidur di mana jam segitu. Aku cuman mikir simple, tidur di stasiun sampai pagi menjelang. Kalau diinget-inget konyol juga ini hidup. Demi liburan sampek senekad itu.
Destinasi pertama yang aku kunjungi adalah MONAS. Kalau boleh jujur, pertama kali dalam hidup aku tau Monas secara langsung. Seringnya liat di TV doang, dan kenapa Monas yang pertama? karena ikon Jakarta apalagi kalau gak Monas. Aku cuman mikir, waktuku terbatas di sana, yaudah nyari yang gampang diakses aja.
Sebelum aku masuk ke Monas, pertama yang ku cari adalah food-court. Dan makanan khas Jakarta yang aku cari. Dan yang ku dapatkan adalah Soto Betawi, mayan buat sarapan. Tapi karena kelaperan, gak sempet motret sotonya deh.

Ini diaa view pertama yang aku lihat pas sampai Jakarta.
"ini tho Monas". Batinku.
Dengan menenteng kamera, aku tetap berkeliling nyari pintu masuk. Banyak orang yang menanyaiku, mulai dari ditanya "mana temennya mbak?", "rombongannya kemana mbak?", "ada project jadi photographer ya mbak?", dan pertanyaan-pertanyaan random lainnya. Sampai akhirnya, aku nemu pintu masuknya. Btw, sebelum kesini aku gak ada searching apa-apa perihal Monas. Gak nyangka ternyata bisa naik ke atas, liat Jakarta dari atas.
Pertama buat masuknya, harus pesen tiket dulu. Modelnya pakai kartu gitu dan harganya sesuai dengan wahana yang dikunjungi.

Ini list harga yang ada di sana, nanti bakal dapet kartu dan satu lagi, pakai identitas. Karena pas itu aku masih mahasiswa, yaa aku pake KTM dong.

Nah setelah masuk. Pemandangan yang aku temui seperti gambar-gambar di bawah ini yaa.



Ini pemandangan dari puncak Monas. Keliatan banget kan gimana polusi di Jakarta sampek kayak kabut gitu menyelimuti Jakarta. Setelah liat Monas, dan puas dengan pemandangan di puncak. Aku ngelanjutin kebiasaan ku seperti biasanya, ngemper.

Selain bisa nikmatin pemandangan Jakarta dari puncak Monas. Di dalam bangunan ini juga ada museum. Bahkan pas aku kesini, banyak banget anak-anak yang studytour gitu.
Destinasi ku di Jakarta sebenarnya bukan cuman Monas aja. Selama 76 Jam aku juga ngunjungin destinasi lain. Dan overall, aku jalan-jalan sendiri dong. Ceritanya lanjut di post selanjutnya yaa...
Comments