JALAN KAKI MUTERIN KEBUN RAYA BEDUGUL DI BALI.
- Humairoh Ayu
- Mar 3, 2022
- 3 min read

Selamat merayakan Nyepi bagi saudara-saudara Hindu-ku yang ada di Bali dan sekitarnya.
Tanggal 3 Maret 2022, yang bertepatan pada hari ini adalah hari di mana umat Hindu di seluruh Indonesia, utamanya Bali, merayakan Nyepi. Seketika terlintas di benakku, untuk membuka memori-memori saat aku di Bali. Dan kemudian ku putuskan untuk menulis cerita tentang Bedugul di sini. Cerita yang lama ku pendam, tak tertuang karena bingung milih judul yang cocok, padahal foto-foto yang ku capture selama di sini eman banget kalau gak dituangkan dalam bentuk cerita.

Sebenarnya, bila berbicara mengenai Bedugul, pasti yang terlintas adalah gambar di sebelah kiri. Source from google, karena aku belum pernah ke sana. Bedugul pasti merujuk ke Danau Beratan Bedugul, kayaknya cuman beberapa orang aja yang merujuk ke Kebun Raya nya kalau udah nyebut Bedugul.
Sama halnya dengan ku, ketika aku jalan-jalan ke Bedugul, yang terlintas adalah foto di tempat seperti gambar di atas. Nyatanya, aku salah. Aku malah transit, ke Kebun Raya, karena pada saat itu, wisata di Danau Beratan rame banget. Jadi, pengennya emang nyari yang sejuk, sepi dan ya gak terlalu banyak manusia.
Tapi ternyata memilih Kebun Raya Bedugul sebagai alternatif wisata bukan pilihan yang buruk, karena di sini menyenangkan sekali. Apalagi secara random, milih fasilitas jalan kaki buat nikmatin tempat wisata ini. Sebenarnya pengunjung bisa memilih untuk muter-muter pakai mobil atau sepeda. Layaknya melihat kebun botani pada umumnya, Kebun Raya Bedugul memiliki begitu banyak koleksi tumbuhan beserta namanya. Dan faktanya, secara informasi Kebun Raya Bedugul tercatat sebagai kebun raya terluas di Indonesia. Dengan luas awalnya 50 ha menjadi 157,5 ha hingga saat ini. Dan untuk muter-muter kebun raya seluas itu gak akan cukup punya waktu dalam sehari. Itupun kalau beneran muterin ini tempat seluruhnya.

Walaupun gak foto sama Pura Ulun Danu di Danau Beratan Bedugul, foto sama ini patung raksasa juga gak kalah berkesan. Kalau ke sini, pasti ketemu ini patung ya. Ada yang tau namanya?
Namanya Patung Kumbakarna Laga. Patung ini dibangun gak sekedar buat hiasan tapi juga ada sejarah tersirat dalam wujud gagahnya patung ini. Sosok Kumbakarna yang merupakan adik dari Rahwana (kalau yang tau cerita Rahwana dan Dewi Sinta) pada patung ini digambarkan sedang melakukan perlawanan dengan pasukan monyet untuk membela tanah airnya. Jadi, keliatan banget dari gambar itu, ekspresi perlawanan dari Kumbakarna yang dikerubutin sama pasukan monyet. Kumbakarna di sini dianggap sebagai sosok kesatria yang berdedikasi.
Selain ketemu sama patung Kumbakarna, mata kita akan dimanjakan dengan ijo-ijo di sepanjang perjalanan.






Seger kan? Liat foto-foto lama aja udah kerasa segernya, apalagi di sana beneran. Dari tadi aku ngomong bahwa di sini itu seger dan sejuk. Jadi suhu di sini itu sekitar 20 derajat di siang hari, dan bisa mencapai 12 derajat di malam hari. Bahkan kalau mendekati malam, udah kayak ada kabut-kabutnya gitu. Itu juga karena lokasi ini berada di ketinggian 1.240 m di atas permukaan air laut, mangkanya keliatan bener segernya.

Melihat Kebun Raya Bedugul, seperti melihat representasi dari perpaduan antara hutan alam dan tradisi Bali. Di mana di tempat ini, terlihat bagaimana harmonisasi antara alam dan budaya saling melengkapi memperindah nuansa pemandangan yang ada. Hingga saat ini, terdapat 2.171 jenis, dan 18.494 spesimen tanaman koleksi yang ada di kebun raya ini. Kalau merujuk informasi dari LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dulunya Kebun Raya ini diperuntukan untuk mengoleksi jenis berdaun jarum atau sebutannya Gymnospermae, salah satunya mengoleksi jenis cemara dari seluruh dunia. Tapi hingga saat ini, kita tidak hanya akan bertemu tanaman paku, tapi juga beraneka jenis tanaman lain khususnya tumbuhan tropika kawasan timur Indonesia. Selain itu, di sini juga ada tanaman koleksi khusus seperti anggrek, kaktus, tumbuhan air, tumbuhan paku, tumbuhan obat, dan lainnya.


Adapun spot-spot lain yang bisa dikunjungi selain melihat pemandangan pohon-pohon berderet, meliputi Ramayana Boulevard (gambar pertama di blog ini), Roses Garden, Candi Bentar, Usada Cafe, Traditional Balinese House. Kalau di Bali, pasti familiar dengan Pura, ada 2 pura di sini, yaitu Pura Batumeringgit dan Terataibang. Tiket jalan-jalan ke wisata ini cukup terjangkau, Rp20.000.- untuk kunjungan hari Senin-Jumat, dan Rp30.000.- untuk hari Sabtu-Minggu. Dan satu lagi, di sini juga disediakan mushola bagi Muslim yang mau dmenjalankan ibadahnya.
Tempat wisata ini sangat recommended untuk dikunjungi, cocok pagi kaum milenial yang butuh healing-healing. Kesini aja. Wisata ini, juga cocok untuk wahana edukasi pengenalan hutan dan juga piknik. Selamat menikmati libur semuanya!
Comments