NYASAR DI SEMARANG
- Humairoh Ayu
- Apr 13, 2021
- 2 min read
Malu bertanya sesat di jalan.
Sering banget ku dengar quotes itu di mana-mana, entah itu berkaitan dengan jalan maupun dengan suatu perjalanan. Entah itu suatu kejadian maupun suatu perumpamaan. Masalahnya, dengan adanya kemudahan dalam mengakses teknologi, utamanya map membuat quotes ini udah gak cocok diterapin di masyarakat. "yaudah searching aja", "buka map aja", "tanya mbah google aja" dan lainnya.
Ya lain halnya denganku. Kemampuanku dalam membaca map sangat minim. Gak tau kenapa gitu, antara gak niat pengen bisa atau emang dasarnya dah buta arah. Kalau udah disuruh jadi bagian navigator pasti muter-muter gak jelas. Sama kasusnya ketika aku di Semarang. Gak biasanya manfaatin map. Tapi saking putus asanya, gak tau mau kemana, dan bingung mau nanya siapa buat balik ke penginapan. Akhirnya ku putuskan pakai map. Walau pun endingnya juga dilengkapin dengan nanya-nanya juga. Nanya pak gojek hehehe.
Tujuanku berlibur siang hari itu adalah "lawang sewu", kok ya yang ku temuin destinasi wisata kota lama. Aku sengaja muter-muter random aja di Semarang. Untuk ke sekian kalinya aku ke sana, Semarang. Kawasan Kota Lama memang menyajikan view masa lalu, alias sejarah.

Satu kata yang muncul di pikiranku pas aku asyik muter-muter di sini.
"Ini nih saksi bisu sejarah Indonesia".
Kota lama menjadi salah satu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan di abad 19-20. Dari segi gaya bangunan, dah jelas lah yang gini-gini yang bangun jelas orang Eropa, utamanya bangsa Belanda. Itu kenapa, gak bosen bagiku terus mengabadikan gambar bangunan-bangunan ini dalam hasil foto. Cuman masalahnya, karena kamera ketinggalan, ya modal HP doang buat motret.
Ada banyak sudut-sudut di sini yang menarik untuk background fotografi. Gak cuman isinya orang jalan-jalan aja. Tapi orang prewed juga banyak yang kesini buat foto. Ke sini itu gak perlu ngeluarin duit banyak kok, cukup bayar parkir aja. Sekitar 3000an. Terus nanti bisa sepuasnya deh keliling-keliling sambil nyari apa yang dicari. Isinya itu gak cuman bangunan aja, tapi juga ada cafe, restoran, toko kelontong, bahkan indomaret juga ada. Oh iya, ada fasilitas toilet juga kok.
Spot yang paling ku suka adalah taman, menghadap ke pemandangan gereja dengan kubah berwarna merah.

Ini namanya Gereja Nederlandsch Indische Kerk yang masih dipakai ibadah sampai sekarang. Kalau kata warga sekitar, umurrnya udah sekitar 2,5 abad gitu. Ini view yang paling aku suka nih. Karena adem bisa duduk santai di taman, di bawah pohon trembesi sambil liat pemandangan bangunan perkotaan.

Kalau ini penampakan gereja dari depan. Megah kannnn....
Gak cuman gereja dan jalan aja yang menarik buat difoto, ada spot-spot menarik lain yang wajib diabadikan.






Itulah hasil jepretan alakadarnya dari aku. Lumayan buat kenang-kenangan kalau dah pernah nyampek sini.
Btw, kalau dikaitin sama judulnya. Aku nyasarnya bukan pas nyampek sini. Tapi sepulang dari sini. Untung aja jurus andalanku berguna.. SKSD sama orang. Mulai dari pak gojek, orang sekitar, pak ogah, dan orang-orang di sepanjang jalan. Quotes malu bertanya sesat di jalan yang jadi jalan ninjaku buat balik. Kalau ditanya mapku di mana, jawabannya HP ku mati duluan, keasyikan buat motret banyak-banyak.
Comments