top of page

KUMPULAN FOTO-KOPI.

  • Writer: Humairoh Ayu
    Humairoh Ayu
  • Aug 2, 2021
  • 4 min read

Updated: Aug 3, 2021


Cerita ini bermula dari beberapa kumpulan foto kopi yang sudah ku simpan lama. Sepertinya akan menjadi tulisan yang menarik jika foto itu ku bagikan dan ku rangkai menjadi sebuah karya, utamanya untuk dibaca kembali suatu saat nanti. Di balik gambar pasti selalu ada cerita yang menyertainya. Apalagi foto-kopi. Mulai dari ngopi sendirian, bersama keluarga, teman nonkrong hingga strangers sekalipun dapat melebur obrolan dengan secangkir kopi. Mulai dari ngopi di rumah, ngopi di sawah, ngopi di kafe, ngopi di kolam renang, sampek ngopi di manapun penting nemu kopi. Mulai dari kopi aja, kopi dengan pendamping pisang goreng, mendoan, dan segala printilannya. Kopi yang dominan terasa pahit itu seakan cocok di segala lini.


Sebelum beranjak lebih jauh, sedikit ku ceritakan bagaimana lidah dan lambungku cukup familiar dengan kopi. Sebelum era per-kafe-an rame dan sebelum kata "ngopi yuk" jadi alternatif bahasa buat ngajak nongkrong, aku sudah sangat akrab dengan kopi. Utamanya, dari rumah. Sejak kecil, nenek udah ngenalin gimana rasa kopi itu diseduh. Kopi aseli yang diracik dari biji kopi murni yang disangrai manual di dapur rumah tiap minggu selalu menjadi seduhan wajib tiap pagi. Tapi bukan seduhanku, tapi nenekku. Coffee Enthusiast bahasa kerennya sekarang. Di rumah, semua orang suka kopi. Dan dua orang yang paling addiction sama kopi yaitu nenek dan ayah. Mereka punya cara sendiri untuk mencintai rasa kopi. Lalu bagaimana bisa gak semua temanku tau bahwa aku suka sekali dengan kopi?


Sebenarnya cerita ini berawal dari kekhawatiran dan citra yang ku tunjukkan. Dulu ketika waktu SMA, zaman di mana kopi belum se-hype sekarang, aku malu menyebut bahwa aku suka dengan kopi. Karena kopiku original, kuno aku menyebutnya. Aku takut dianggap ketinggalan zaman dan kayak orang-orang tua kalau udah nyeduh kopi. Itu lah image yang ku bentuk ketika aku masih duduk di bangku SMA. Hingga kemudian aku kuliah, di Jogja dengan perkumpulan berbagai budaya, ras, latar belakang dan pendidikan. Aku ngerasa aneh.


"ayok ngopi" seakan menjadi statement keren buat ngajak temen nongkrong. Padahal faktanya, gak semua yang ngajak kopi endingnya bakal bener-bener pesen kopi. Pernah terlintas pikiran, orang kalau dah ngopi itu keren. Belum lagi, ngopi di kafe yang eksklusif. Seakan sudah menjadi tolok ukur gaya hidup.


Dan ketika di Jogja juga, aku sangat lebih sering mencoba aneka jenis kopi. Dan namanya lidah dari kecil sudah terbiasa dengan robusta. Varian robusta masih menjadi favorit.

Ketiga foto ini adalah terdiri dari varian robusta, arabica dan houseblend (kombinasi arabica dan robusta). Tidak hanya mengerti sedikit demi sedikit varian kopi, tapi aku juga banyak belajar bagaimana seluk beluk alasan kenapa kopi banyak digandrungi peminat. Kopi itu unik, sekedar biji kopi dan dominan rasa pahit, dia bisa menjadi bentuk eksperimen bagi siapapun. Bahkan bisa membuat orang tiba-tiba punya ide.


"Kopi itu unik, pecinta kopi akan selalu penasaran dengan rasa kopi. Selalu ada cara untuk menemukan rasa terbaik dari kopi. Mulai dari jenis biji kopi, cara penyajian, asal daerah, pre-treatment biji kopi, hingga variasi kopi setelah dipanen dan masih banyak cara-cara orang bisa menemukan rasa terbaik dari kopi". Itu statement yang ayah pernah ucapkan padaku. Ya, mungkin aku tidak se-enthuasiast ayah mencintai kopi. Tapi kadang, aku melihat sosok ayah "seakan kurang kerjaan" kalau udah bergelut sama perkopian. Ada aja idenya buat ngeracik kopi. Beda lagi sama nenek, yang selalu bawa kopi kemanapun dia pergi. Bahkan bawa thermos isi kopi itu udah jadi pemandangan yang biasa selama kami bepergian. Sehari tanpa kopi itu dah pusing, itu kata yang sering diucapkan kalau stok serbuk kopi dah habis di rumah.

Foto di atas adalah beberapa foto yang ku ambil dari beberapa jenis kunjungan ku ke kebun kopi. Ini adalah salah satu jenis kopi yang terkenal dari Banyuwangi. Namanya, kopi gombengsari. Nama ini diambil dari tempat di mana kopi ini tumbuh. Saking terkenalnya, kampung ini disebut sebagai kampung kopi. Sebutan tersebut berawal dari sejarah nenek moyang warga yang dulunya merupakan para pekerja perkebunan kopi milik Belanda. Menurut narasumber, kopi di kawasan ini dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian kurang dari 1000 mdpl dan hasil kopi dapat di panen sebanyak 3x dalam 1 tahun. Foto yang di atas adalah bentukan dari tanaman kopi yang berusia kurang lebih 40 tahun.


Menarik kan belajar tentang kopi, itu baru permukaan aja. Aku gak pernah bosen kalau ada expert kopi yang cuap-cuap bahas tentang sejarah, varian rasa, bahkan efek samping dari kopi. Segala pengetahuan ku tentang kopi muncul karena aku tertarik dan penasaran dengan segala tentang kopi.


Berbicara tentang menyeduh kopi, aku adalah kriteria orang yang senang menyantap kopi di tempat yang berbasis alam. Atau ngopi dilingkupi dengan suasana alam yang asri. Bahkan sekedar di bawah pohon, nyeduh kopi hitam sachet dah mantap bener rasanya. Kalau di Banyuwangi, aku paling sering nyari daerah-daerah sepi yang menenangkan buat escape dari hiruk pikuk pikiran yang berisik. Kafe-kafe di pedalaman adalah tempat favorit buat menyendiri atau berbagi pikiran dengan teman-temanku. Sederhana, original dan fresh. 3 kata itu yang menggambarkan momen itu. Dan biasanya makanan pendampingnya juga harus yang tradisional. Mulai dari jajanan yang belum pernah ku makan sebelumnya.

Aku selalu penasaran dengan begitu banyak macam jenis kopi. Bahkan punya wish-list, setiap pergi jalan-jalan ke suatu tempat, harus nyoba kopi asli daerah itu. Dan pernah kepikiran juga, keren juga kalau bisa beda-bedain varian kopi. Ngelatih lidah buat peka sama seduhan kopi. Bener dah kayaknya keren banget.

Bagiku, foto kopi-kopi itu menarik, menggoda selera dan mendatangkan perasaan damai. Melihat bagaimana kopi itu disuguhkan, entah hanya ditampilkan secara sederhana atau dengan segala pendampingnya.


Bagiku, kopi akan tetap selalu menarik.

Kopi bisa menjadi media untuk diskusi panjang bagi pecintanya. Kopi bisa menjadi hobi yang begitu mencandukan bagi penikmatnya. Kopi bisa begitu misterius bagi para makhluk yang penasaran dengan begitu banyak variasinya. Dan kopi begitu istimewa bagi yang mencintainya. Kopi selalu spesial, di manapun dia berada.


Selamat menyeduh kopi terbaik versimu, kawan-kawan.



Comments


IMG_1212.JPG

About Me

Humairoh Ayu. Extrovert.

Coffee enthusiast. Someone who is curious about something new, who can experience two sides of things at the same time and may tend to be flighty. 

 

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

Join My Mailing List

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Instagram
  • Pinterest
  • Twitter
bottom of page